KENAKALAN REMAJA


Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 11 tahun sampai 21 tahun. Dimana pada fase ini seorang remaja cenderung memiliki sifat yang labil, dan tidak dapat mengontrol emosionalnya sendiri. Faktor lingkungan atau teman sebaya yang kurang baik juga ikut memicu timbulnya perilaku yang tidak baik pada diri seorang remaja. Sekolah yang kurang menerapkan aturan yang ketat juga membuat remaja menjadi semakin rentan terkena efek pergaulan yang tidak baik. Contoh saja, perkelahian antar remaja atau yang biasa disebut dengan tawuran sudah bukan hal yang biasa lagi, perkelahian ini pun tidak sedikit memakan korban jiwa, tentu saja ini membuat miris para orang tua terhadap perilaku anaknya. Bukan hanya perkelahian saja, para remaja pun ada juga menyalahgunakan narkoba, seperti memakai barang haram tersebut, ataupun mengedarkannya kepada orang lain. 
Lalu apa saja factor-faktor yang mendorong terjadinya kenakalan remaja?

  • Kurangnya sosialisasi dari orangtua ke anak mengenai nilai-nilai moral dan sosial.

  • Contoh perilaku yang ditampilkan orangtua (modeling) di rumah terhadap perilaku dan nilai-nilai anti-sosial.

  • Kurangnya pengawasan terhadap anak (baik aktivitas, pertemanan di sekolah ataupun di luar sekolah, dan lainnya).

  • Kurangnya disiplin yang diterapkan orangtua pada anak.

  • Rendahnya kualitas hubungan orangtua-anak.

  • Tingginya konflik dan perilaku agresif yang terjadi dalam lingkungan keluarga.

  • Kemiskinan dan kekerasan dalam lingkungan keluarga.

  • Anak tinggal jauh dari orangtua dan tidak ada pengawasan dari figur otoritas lain.

  • Perbedaan budaya tempat tinggal anak, misalnya pindah ke kota lain atau lingkungan baru.

  • Adanya saudara kandung atau tiri yang menggunakan obat-obat terlarang atau melakukan kenakalan remaja.

Mengubah sikap anak


Tidak ada kata terlambat dalam menangani anak remaja yang terlihat 'melenceng'. Karena di usia ini teman adalah segalanya bagi anak, ia dapat dengan mudah terpengaruh oleh teman-teman sebayanya.

Untuk mengatasi hal ini, tindakan yang dapat dilakukan oleh orangtua adalah dengan membuat kesan bahwa mereka bisa berdamai dengan pilihan anaknya. Dengan begini, orangtua tetap bisa mengawasi aktivitas dan pergaulan anaknya dengan pasif.

Namun, orangtua  ynag terlalu ingin tahu kehidupan anak, pasti anak akan merasa terganggu privasinya. Ia akan merasa risih dan pada akhirnya justru bersikap tertutup kepada orangtuanya.

Untuk itu, orangtua harus mengusahakan agar tetap terlibat secara pasif, namun jangan sampai terkesan terlalu ingin ikut campur.

Referensi :
https://health.detik.com/read/2011/01/23/100537/1552483/1075/10-penyebab-kenakalan-remaja

Comments