Bab II Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan.


  • Nama          :  Athayani Imtinan
  • Kelas          :  1KA24
  • NPM           :  11116173
  • Jurusan       :  Sistem Informasi
  • Fakultas      :  Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
  • Dosen         :  Bapak Junaedi Abdillah

  1.    Kata Pengantar
             Puji Syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga artikel ini dapat tersusun sampai selesai. Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas softskill mata kuliah "Ilmu Sosial Dasar".
             Kami menyadari dalam pembuatan artikel ini tidak lepas dari kesalahan-kesalahan, oleh karena itu dengan senang hati saya menerima kritik dan saran dari pembaca agar saya dapat memperbaiki artikel ini. Dan harapan saya, semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan dan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Bekasi, 25 November 2016

Penyusun
    
 
   
     2.    Pendahuluan

            Di era modern ini, kemajuan teknologi dan informasi sangat mempengaruhi pada kehidupan sosial Masyarakat. Dampak tersebut mempengaruhi pada hal Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan. Dari waktu ke waktu, kurva jumlah penduduk semakin melambung tinggi. Sehingga mengakibatkan kepadatan penduduk pada suatu negara. Laju pertumbuhan penduduk merupakan permasalahan krusial yang dihadapi oleh negara-negara berkembang di dunia, khususnya negara berpenduduk besar dan padat seperti Cina, India, Amerika Serikat, Indonesia, dan Brasil. Indoenesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terpadat ke-4 di dunia. Selain laju pertumbuhan penduduk, kemajuan teknologi juga memberikan pengaruh bagi suatu negara, yaitu mulai dari gaya hidup, cara berpakaian, dll. Sehingga budaya luar pun tercampur dengan budaya asli Indonesia. Maka diharapkan masyarakat ikut serta dalam melestarikan nilai-nilai kebudayaan agar dapat diwariskan pada generasi-generasi yang akan datang.


     3.    Penduduk
            Pertumuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik pertambahan maupun penurunan. Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi umum bagi suatu wilayah atau negara. Kondisi penduduk juga akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi.

     3.1  Tabel perkembangan penduduk di dunia




Tahun

Perkiraan jumlah penduduk (Jutaan)

Perkiraan kenaikan per tahun dalam periode Antara (%)

Masa Penggandaan (Tahun)
10.000 S.M
5
-
-
1 M
250
0,04
1.733
1650
545
0,04
1.733
1750
728
0,29
239
1800
906
0,45
154
1850
1.171
0,53
130
1900
1.608
0,65
106
1950
2.576
0,91
76
1970
3.698
2,09
33
1980
4.448
1,76
39
1990
5.292
1,73
40
2000
6.090
1,48
47
2010
6.892
1,22
57
2050 (Angka proyeksi)
9.036
0,675
103

     3.2  Tabel penggandaan penduduk di dunia.


Periode
Perkiraan Laju Pertumbuhan (%)
Masa Penggadaan (Tahun)
Awal kemunculan manusia dalam catatan sejarah
0,002
36000
1650-1750
0,3
240
1850-1900
0,6
115
1930-1950
1,0
72
1960-1980
2,3
31
Sekarang
1,3
58

     3.3  Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk pada umumnya disebabkan oleh faktor demografi. Faktor demografi dibagi menjadi 3 :
     A)   Kematian
            Kematian adalah hilangnya kehidupan seseorang secara permanen. Kematian dapat mengurangi jumlah penduduk. Banyaknya kematian dipengaruhi oleh :
     1.    Faktor Pendukung Kematian (Pro Mortalitas)
            Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar.
     2.    Faktor Penghambat Kematian (Anti Mortalitas)
            Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian menjadi rendah.
     Ada bebeapa jenis menghitung angka kematian :
     1.    Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR)
            Angka kematian kasar adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian tiap 1000 penduduk tiap tahun tanpa membedakan usaha dan jenis kelamin. Ada 3 golongan atau kriteria :
         -  Rendah, jika mortalitas antara 9-13
         -  Sedang, jika mortalitas antara 14-18
         -  Tinggi, jika mortalitas lebih dari 18
Rumus menghitung tingkat kematian kasar :

CDR = M/P X 1000

M= Jumlah kematian

P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
     2.    Angka Kematian Khusus Menurut Umut Tertentu (Age Specific Death Rate/ASDR)
            Angka kematian khusus umur tertentu dapat digunakan untuk mengetahui kelompok-kelompok usia manakah yang paling banyak terdapat kematian
Rumus menghitung tingkat kematian khusus :

ASDR = Ms/Ps X 1000 

Ms = Jumlah kematian dari kelompok umur tertentu
 Ps = Jumlah penduduk umur tertentu pada pertengahan tahun 
     3,    Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate/IMR)
            Angka kematian bayi adalah angka yang menunjukan jumlah kematian bayi tiap 1000 bayi yang lahir. Besarnya angka kematian bayi dapat dijadikan petunjuk atau indikator tingkat kesehatan dan kesejahteraan penduduk.
Rumus menghitung tingkat kematian bayi :
IMR= Mo/L X 1000

Mo = Jumlah kematian umur kurang dari 1 tahun
L    = Jumlah kelahiran

            Untuk angka kematian bayi ukurannya sebagai berikut :
         -  Rendah, jika IMR antara 15-35
         -  Sedang, jika IMR antara 36-75
         -  Tinggi, jika IMR antara 76-125
    B)    Kelahiran (Notalitas)
            Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada 3 jenis menghitung tingkat kelahiran :
    1.     Fertilitas (Cruth Birth Rate/CBR)
            Yaitu jumlah bayi yang lahir tiap 1000 penduduk dalam 1 tahun.
Rumus menghitung tingkat kelahiran fertilitas (CBR) :

CBR = L/P X 1000

L = Jumlah kelahiran selama setahun
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun

     2.    Angka Kelahiran Umum (General Fertility Rate/GFR)
            Yaitu banyaknya jumlah kelahiran tiap 1000 wanita yang berusia 15-49 tahun dalam 1 tahun.
Rumus menghitung tingkat kelahiran umum (GFR) :

GFR = L/W ( 15 – 49 ) X 1000

L  = banyaknya kelahiran selama satu tahun

W = ( 15 – 49 ) = banyaknya penduduk wanita yang berumur 15 – 49 tahun pada pertengahan tahun 
     3.    Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur Tertentu (Age Specific Fertility Rate/ASFR)
            Yaitu banyaknya kelahiran tiap 1000 wanita pada kelompok umur tertentu.
Rumus menghitung tingkat kelahiran berdasarkan kelompok umur tertentu (ASFR) :

ASFR = Ls/Ws X 1000

Ls  = bayi yang dilahirkan wanita umur tertentu

Ws = jumlah wanita pada umur tertentu pada pertengah tahun
    C)    Migrasi
            Migrasi adalah bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat 2 macam migrasi :
        -   Migrasi Internasional
            Merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain.
            Macam-macam migrasi internasional :
       => Imigrasi, yaitu masuknya penduduk ke suatu negara
       => Emigasi, yaitu keluarnya penduduk ke negara lain
       => Remigrasi, yaitu kembalinya penduduk ke negara asal
        -   Migrasi Internal
            Merupakan perpindahan penduduk di sekitar wilayah satu negara saja.
            Macam-macam migrasi internal :
       => Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke desa
       => Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari pulau ke pulau
       => Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa
       => Evakuasi, yaitu perpindahan penduduk dari tempat yang tidak aman ke tempat yang aman
             Proses migrasi :
        -    Proses migrasi, ia menetep di suatu wilayah
        -    Proses migrasi, hanya sementara waktu di wilayah itu, sewaktu-waktu ia dapat kembali lagi ke wilayah asalnya
            Faktor-faktor terjadinya migrasi, yaitu :
     1.    Persediaan sumber daya alam
     2.    Lingkungan sosial budaya
     3.    Potensi ekonomi
     4.    Alat masa depan

     3.4  Piramida Penduduk
            Piramida penduduk adalah grafik yang menyajikan data penduduk berdasarkan umur, jenis kelamin, dan daerah suatu penduduk.
            Macam-macam bentuk piramida :
     1.    Piramida Penduduk Muda (Expansive)
            Yaitu suatu daerah terdapat angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah yang menyebabkan penduduk yang berumur muda banyak.

         
             Ciri-ciri piramida expensive :
         -   Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda
         -   Kelompok usia tua jumlahnya sedikit
         -   Tingkat kelahiran bayi tinggi
         -   Pertumbuhan penduduk tinggi
    2.      Piramida Penduduk Stasioner
             Yaitu tingkat kelahiran dan kematian seimbang (stasioner).

             Ciri-ciri piramida stasioner :
        -    Penduduk pada tiap kelompok umur hampir sama
        -    Tingkat kelahiran rendah
        -    Tingkat kematian rendah
        -    Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat
    3.      Piramida Penduduk Tua (Constructive)
             Yaitu tingkat kelahiran rendah sedangkan tingkat kematian tinggi.

             Ciri-ciri piramida constructive :
        -   Sebagian besar penduduk berada di kelompok usia tua atau dewasa
        -   Jumlah penduduk di usia muda sangat sedikit
        -   Tingkat kelahiran rendah dibandingkan dengan tingkat kematian yang tinggi
        -   Pertumbuhan penduduk terus berkurang

    3.5   Rasio Ketergantungan Penduduk (Defendency Ratio)
            Yaitu perbandingan antara jumlah penduduk usia 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk usia 65 tahun keatas (keduanya disebut dengan bukan angkatan kerja) dibandingkan dengan jumlah penduduk di usia 15-64 tahun (angkatan kerja)
            Rumus mencari rasio ketergantungan penduduk :

             Rasio ketergantungan penduduk dapat digunakan sebagai indikator yang dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara, apakah suatu negara tergolong sebagai negara maju atau sebagai negara berkembang. Semakin tinggi presentase rasio ketergantungan, maka semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif  dan yang tidak produktif lagi. Sedangkan jika rasio ketergantungan semakin rendah, maka semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan yang tidak produktif lagi.

     4.     Kebudayaan dan Kepribadian
             Pada awalnya negara Indonesia memiliki banyak peninggalan budaya dari nenek moyang terdahulu, tapi belakangan ini rasa cinta bangsa Indonesia terhadap kebudayaan tradisional semakin menurun akibat pengaruh globalisasi atau datangnya budaya barat. Ini akan berdampak negatif bagi Indonesia.

     4.1   Kebudayaan Hindu, Budha dan Islam
             Masuknya Hindu Budha di Indonesia menyebabkan munculnya akulturasi. Kebudayaan Hindu Budha tidak diterima begitu saja melainkan melalui suatu proses pengolahan dan penyesuaian dengan kondisi kehidupan masyarakat Indonesia tanpa menghilangkan unsur-unsur asli.
             Masuknya pengaruh budaya dan agama Hindu Budha di Indonesia dapat dibedakan menjadi 3 periode :
        -    Periode Awal     (V-XI-M)
             Pada periode ini, unsur Hindu Budha lebih kuat dan lebih terasa. Terlihat dengan banyaknya ditemukan patung-patung dewa Brahma, Wisnu, Siwa, dan Budha di kerajaan-kerajaan seperti Kutai, Tarumanegara, dan Mataram Kuno.
        -    Periode Tengah (XI-XVI_M)
             Pada periode ini, unsur Hindu Budha berimbang. Hal tersebut disebabkan karena unsur Hindu Budha melemah sedangkan Indonesia kembali menonjol sehingga keberadaan ini menyebabkan munculnya inkretisme (Perpaduan antara 2 atau lebih aliran)
             Hal ini terlihat pada peninggalan zaman kerajaan Jawa Timur seperti Singasari, Kediri, dan Majapahit.
        -    Periode Akhir    (XVI-Sekarang)
             Pada periode ini, unsur Indonesia lebih kuat daripada periode sebelumnya, sementara unsur Hindu Budha semakin menurun karena perkembangan politik di India.

      4.2   Masuknya Islam di Indonesia
              Masuknya budaya Islam di Indonesia bersamaan dengan masuk dan berkembangnya agama Islam, berkembang pula kebudayaan Islam di Indonesia. Unsur kebudayaan Islam itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan Indonesia tanpa menghilangkan kepribadian Indonesia, sehingga lahirlah kebudayaan baru yang merupakan akulturasi kebudayaan Indonesia dan Islam. Akulturasi kebudayaan Indonesia dan Islam itu juga mencakup unsur kebudayaan Hindu Budha.
              Sebelum masuknya Islam, di Indonesia telah berkembang sistem pemerintahan dalam bentuk kerajaan. Masuknya kebudayaan Islam mengakibatkan perubahan struktur pemerintah. Raja tidak lagi dipanggil "Maharaja", tetapi diganti dengan julukan "Sultan" atau "Sunan", "Panembahan" dan "Maulana".
              Hasil dari akulturasi budaya Islam dan budaya asli Indonesia dapat dilihat dengan berkembangnya sistem kalender Jawa atau Tarikh Jawa. Sistem kalender tersebut diciptakan oleh Sultan Agung dari Mataram pada tahun 1043 H atau 1643 M. Sebelum masuknya budaya Islam, masyarakat Jawa menggunakan kalender Saka yang dimulai pada tahun 78 M.

     5.      Kebudayaan Barat
              Masuknya budaya asing ke dalam lingkup suatu masyarakat dapat menimbulkan 3 kemungkinan, yaitu kedua kebudayaan itu akan berakulturasi, berjauhan, atau salah satunya hancur. Unsur-unsur yang dapat mempersatukan tradisi sejarah Indonesia berasal dari unsur lokal, Hindu Budha, dan Islam. Unsur-unsur tersebut saling berakulturasi dan membentuk perpaduan budaya di Indonesia.
              Menurut Soerjono Soekanto (1990) mempunyai pengaruh dampak negatif dan dampak positif.
         1.  Dampak Positif
              Modernisasi yang terjadi di Indonesia yaitu pembangunan yang terus berkembang di Indonesia dapat merubah perekonomian Indonesia dan mencapai tatanan kehidupan masyarakat yang adil,maju dan sejahtera.
         2.  Dampak Negatif
              Budaya yang masuk ke Indonesia seperti cara berpakaian, etika pergaulan, dan yang lainnya sering menimbulkan berbagai masalah sosial, diantaranya :
         -    Kesenjangan Sosial Ekonomi
              Yaitu sesuatu keadaan yang tidak seimbang di bidang sosial dan ekonomi dalam kehidupan masyarakat.
         -    Kerusakan Lingkungan Hidup
              Pencemaran yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat menimbulkan dampak sebagai berikut :  A) Polusi Udara
               B) Polusi Tanah
               C) Polusi Air
         -   Masalah Kriminalitas
              Kriminalitas adalah perbuatan yang melanggar hukum atau hal-hal yang bersifat kejahatan. Dalam kriminologi kejahatan disebabkan karena adanya kondisi dan proses-proses sosial yang sama menghasilkan perilaku sosial lainnya.
         -   Kenalakan Remaja
             Yaitu penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh generasi muda (sekelompok remaja). Kenakalan remaja dapat disebabkan oleh 2 faktor, yaitu :
        A)  Faktor Internal
              Yaitu faktor yang berasal dari remaja atau keadaan pribadi remaja itu sendiri. Kenakalan remaja dapat disebabkan karena adanya pemenuhan kebutuhan pokok yang tidak seimbang dengan keinginan remaja sehingga menimbulkan konflik pada dirinya.
        B)  Faktor Eksternal
              Yaitu faktor yang berasal dari luar remaja seperti lingkungan hidup. Seseorang yang hidup di dalam keluarga yang tidak harmonis cenderung akan mempunyai perilaku yang kurang baik dan menyimpang dari norma dan nilai yang berada pada masyarakat.
      4.3   Hal-hal yang harus dilakukan untuk mengatasi pengaruh budaya asing, yaitu :
          1. Memperkuat jati diri bangsa (Identitas nasional)
          2. Pembangunan moral bangsa yang mengedepankan nilai-nilai positif
      4.4   Peran Mahasiswa dalam Kebudayaan
              Kita sebagai seorang mahasiswa tentunya tidak ingin kebudayaan kita menjadi pudar karena pengaruh budaya asing. Mahasiswa memiliki kedudukan dan peranan penting dalam melestarikan kebudayaan Indonesia. Peran mahasiswa dalam melestarikan kebudayaan Indonesia dapat dilakukan melalu jalur ekstrakulikuler, salah satunya menari. Dengan ekstrakulikuler menari, mahasiswa dapat terus mempelajari dan menarikan tarian daerah di Indonesia. Sehingga tarian daerah akan terus ada sampai generasi yang akan datang.










           

Comments