Pengantar Teknologi Sistem Cerdas


KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SISTEM CERDAS BAGI KEHIDUPAN SEHARI-HARI
 
Pengertian Teknologi Sistem Cerdas
Teknologi sistem cerdas atau yang lebih dikenal dengan kecerdasan buatan atau intelegensi buatan, merupakan suatu sistem yang dapat bekerja dengan kemampuan berfikir layaknya seperti manusia. Mengapa dapat dikatakan kecerdasan buatan? Jadi, kecerdasan yang terdapat pada manusia di tanamkan ke dalam suatu mesin/computer sehingga computer dapat berfikir serta bernalar seperti manusia. Suatu sistem cerdas juga memiliki keuntungan serta kerugian bagi kehidupan sehari-hari. Simak penjelasan di bawah ini :

Keuntungan Sistem Cerdas

  1. Meningkatkan produktivitas kerja serta hasil hasil solusi kerja
  2. Penghematan waktu dalam menyelesaikan masalah yang kompleks dalam arti pekerjaan manusia lebih cepat selesai dengan adanya sistem cerdas
  3. Sistem cerdas memiliki kemampuan dalam penyimpanan data yang tidak terbatas dalam arti dapat disesuaikan dengan kebutuhan
  4. Masyarakat atau si pengguna dapat menggunakan teknologi sistem cerdas ini tanpa perlu tahu bagaimana cara membuat sistem tersebut

Kerugian Sistem Cerdas

  1. Harga yang relative mahal dalam proses pembuatan sistem cerdas
  2. Lapangan kerja yang semakin sempit karena hampir semua perusahaan atau industri menggunakan sistem cerdas
  3. Data yang dihasilkan masih belum akurat
  4. Mesin atau sistem rawan rusak

Contoh sistem cerdas di bidang Ilmu Komunikasi dan Ilmu Teknologi




Penggunaan internet pada saat ini dianggap sudah menjadi suatu kebutuhan sehari-hari, terutama dalam penggunaan sosial media. Seiring berkembangnya teknologi, mengakibatkan pengguna internet yang dari waktu ke waktu terus bertambah jumlahnya. Namun belakangan ini internet kerap kali disalahgunakan, seperti adanya peyebaran berita hoax serta cuitan atau komentar di berbagai sosial media yang berbau provokasi, pencemaran nama baik, penipuan, dsb. Hal ini tentunya sangat meresahkan semua warga masyarakat terutama bagi yang menggunakan internet.

Dirjen Aptika Kominfo memaparkan cara kerja alat pengais konten negatif (AIS)
 
Belum lama ini, Kementrian Komunikasi dan Informatika memperkenalkan “mesin pencari konten negatif”. Seperti yang dikutip oleh Sefsed.com melalui Kompas, mesin yang diberi nama AIS ini termasuk salah satu contoh sistem cerdas atau artificial intellegent karena sitem ini dapat melacak konten-konten negatif dalam waktu yang singkat dengan skala pencarian yang luas. Kelebihan dari sistem ini adalah sistem ini lebih efektif dan efisien dari segi waktu dan volume dalam menyaring konten negatif, karena dalam sekali crawling atau penyerapan, sistem ini hanya membutuhkan waktu kisaran 5 hingga 1O menit untuk melakukan penyerapan atau pelacakan,  kemudian sistem akan langsung menampilkan jutaan konten negatif.
Untuk memproses pemblokiran situs-situs yang bermuatan konten yang tidak sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku, kini Kominfo sudah bekerja sama dengan berbagai layanan media sosial seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, Twitter, Line, dsb. Jika pada saat dilakukan crawling atau penyerapan kemudian terdeteksi adanya konten negatif maka tim verifikator akan membuat tanda kiriman berupa screen-capture yang kemudian akan dikirimkan ke tim eksekutor untuk proses menindak lanjuti. Mesin yang bernama AIS ini tidak hanya dipakai oleh Kominfo saja melainkan ada beberapa badan lain yang juga menggunakannya seperti, BNN, Kepolisian, BPOM dan pihak lain yang diberi hak untuk menjaga kesatuan negara.

Salah satu contoh sistem pelacak hoax milik Amerika :


From youtube: CHANNEL INDONESIA COM

Pandangan kedepannya untuk Negara Indonesia dalam penggunaan Sistem Cerdas
Indonesia merupakan negara berkembang, jadi patut kita maklumi kalau negara kita ini masih tertinggal jauh dengan negara maju seperti Amerika, Jepang, China, Korea, dsb. Tapi ada beberapa factor juga yang mengakibatkan Negara Indonesia tertinggal dengan Negara lain, mungkin salah satunya adalah masih banyak warga di Indonesia yang tidak paham dengan teknologi tertutama warga yang tinggal di daerah pelosok. Jangankan mengenal teknologi, mungkin untuk sekolah pun warga di pelosok Indonesia masih susah dalam arti belum mendapatkan akses. Mungkin butuh waktu 100 tahun lagi untuk mengubah Indonesia bisa menjadi negara yang maju terutama dalam bidang Teknologi. Tapi saya berharap Indonesia nantinya dapat bersaing dengan negara maju lainnya serta dapat menciptakan penemuan sendiri khususnya dalam bidang teknologi seperti sistem cerdas ini.

Referensi :
https://www.sefsed.com/awas-sebar-hoax-mesin-pelacak-konten-negatif-milik-menkominfo-sudah-aktif-hari-ini/
 


Comments